Kamis, 29 Maret 2012

MANTRA AMPUH "MAN JADDA WAJADA"


MAN JADDA WAJADA, yang dalam bahasa indonesia berarti "Siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil", kalimat ini saya dapat ketika membaca sebuah novel yang berjudul "Negeri 5 menara" karangan A Fuadi. Kalimat ini menjadi mantra buat saya yang sangat ajaib, kalimat ini seolah-olah menjadi mantra dikala saya lagi kurang semangat, dengan kalimat ini entah kenapa semangat itu kembali. Jadi setiap melakukan kegiatan apapun selalu ingat dengan kalimat ini, bahwa bekerja itu harus sungguh-sunguh untuk mendapatkan kesuksesan. Tidak ada kata malas dalam hidup, walaupun kadang rasa malas ini seringkali menghampiri kita.

Kamis, 22 Maret 2012

AKU INGIN MENGENALMU DENGAN SEMPURNA



AKU INGIN MENGENALMU DENGAN SEMPURNA

Tanpa penjajakan yang saat ini sedang marak orang lain lakukan. Cukuplah aku mengenalmu melalui murabbi, keluarga, ataupun lingkungan dakwah yang kita lalui bersama. Sejatinya aku tak akan pernah bisa mengenalmu, karena pernikahan adalah proses pengenalan yang berkesinambungan. Pernikahan bukanlah akhir tujuan perkenalan, namun awal sesungguhnya dari perkenalan. Aku memang tak mengenalmu, namun aku akan berusaha mengenalmu semampuku, setelah kita telah dinyatakan halal untuk saling mengenal.

AKU INGIN MELAMARMU DENGAN SEMPURNA

Tanpa pertukaran cincin terlebih dahulu seperti yang orang lain bilang tunangan. Cukuplah aku mengenalkan diri dan keluargaku pada keluargamu. Hingga tercipta keharmonisan awal yang sejatinya tercipta karena menghormati kesucian pernikahan. Aku memang tak sanggup memberikan banyak harta untuk melamarmu, namun di jalan dakwah yang akan ku jalani denganmu, aku berjanji untuk berusaha mencari harta semampuku. Harta yang halal untuk kita bersama.

AKU INGIN MENIKAHIMU DENGAN SEMPURNA

Tanpa terlalu banyak kemeriahan yang mendekati kenikmatan dunia. Cukuplah rasa bahagia yang menyelimuti keluarga, sanak saudara, beberapa kolega, serta kita berdua khususnya, menjadi keriangan tersendiri dalam haru yang tercipta karena telah sah-nya untuk menjalani biduk rumah tangga. Aku memang tak mampu untuk memberikan kebahagiaan berlimpah di hari pernikahan kita, namun aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia di hari-hari setelah pernikahan kita nantinya. Sejatinya pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita, namun gerbang awal untuk membuka salah satu jalan menuju ridha-Nya.

AKU INGIN MENCINTAIMU DENGAN SEMPURNA

Tanpa banyak kata yang membalut kebohongan belaka. Cukuplah rayuan dan candaan ringan untuk menghiasi pernikahan kita. Aku memang tak pandai merangkai kata romantis untuk selalu menyenangkanmu, namun aku tahu bagaimana memposisikan kedudukanmu. Kau bukan berada di atas kepala hingga selalu haus akan sanjung puja, bukan pula berada di bawah kaki untuk diinjak dan dihina. Kau adalah tulang rusuk kiriku, dekat dihatiku untuk selalu kucinta. Aku tidak berani berjanji untuk mencintaimu sepenuhnya, namun aku berani berjanji untuk selalu belajar mencintaimu sepenuhnya. Cinta sejati yang membuat kita semakin mencintai-Nya.



AKU INGIN HIDUP BERSAMAMU DENGAN SEMPURNA

Tanpa banyak terpengaruh hal-hal yang menimbulkan perselisihan antara kita berdua. Cukuplah atas nama Allah segala tingkah polah kita, disertai Al-Qur’an penerang jalan hidup kita, dan Al-Hadits pengiring liku hidup kita. Aku memang tak bisa membuatmu bahagia selalu, namun aku berjanji untuk selalu ada dalam setiap suasana dan kondisi perasaanmu. Aku ingin menyediakan pundak dalam kesedihanmu, menjadi obat penenang dalam kegundahanmu, serta melebarkan pangkuan di saat kelemahanmu.

AKU INGIN MEMPEROLEHI KETURUNAN DARIMU DENGAN SEMPURNA
Tanpa ego yang menaungi diri masing-masing, kita berdua membicarakan persetujuan dalam perencanaan. Cukuplah kita berdua yang tahu akan keinginan dan kemampuan kita. Melaluimu, terlahirlah para jundi kecil pelengkap hidup kita. Yang menjadikanku pondasi bangunan pemikiran mereka, serta menjadikanmu madrasah berilmu yang tak ada habis-habisnya. Kita ciptakan generasi terbaik bangsa yang kan mengukir sejarah peradaban, setidaknya yang kan mampu membuat kita bangga, karena telah memiliki penerus dakwah seperti mereka.

Aku tak sempurna. Kau pun tak sempurna. Ketidaksempurnaanmu menjadi pelengkap ketidaksempurnaanku, hingga kita terlihat sempurna, meski hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha sempurna, yang berhak menilai kesempurnaan kita.

Wallahu’alam bish shawwab

Selasa, 20 Maret 2012

SUSAHNYA MEMAHAMI WANITA

Suatu malam, ketika sedang berjalan sepanjang
pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jawa Timur, seorang
pria menemukan lampu tua yang diletakkan
di atas batu. Ketika ia mengambil dan menggosoknya, seorang
Jin mendadak muncul.
“Baik, cukup sudah!” bentak Jin itu.
“Ini keempat kalinya dalam bulan ini orang menggangguku!
Aku begitu marah sampai aku hanya akan memberimu satu
permintaan bukannya tiga! Jadi ayolah, ayo! Katakan apa yang
kau inginkan, dan jangan membuang waktuku seharian!.”
Orang itu berpikir cepat, kemudian berkata,
“Yah, aku selalu bermimpi pergi ke Bali, tetapi aku takut terbang
dan aku cenderung mabuk laut di atas kapal. Bagaimana kalau
kau buatkan aku jembatan ke Bali? Dengan begitu, aku bisa naik
mobil ke sana.” Jin itu tertawa.
“Jembatan ke Bali?! Kau pasti bercanda? Bagaimana aku bisa
mendapat penyangga yang sampai ke dasar Laut? Itu
membutuhkan terlalu banyak baja, dan sangat terlalu banyak
beton! itu sama sekali tidak bisa dilakukan! Pikirkan permintaan
lain!” Kecewa, pria itu berusaha keras untuk memikirkan
permintaan lain.
Akhirnya ia berkata,
“Baiklah, aku punya keinginan lain. Semua wanita dalam
hidupku berkata aku tidak peka. Aku berusaha dan berusaha
untuk menyenangkan mereka, tetapi tidak ada yang berhasil.
Aku tidak tahu di mana kesalahanku. Satu permintaanku adalah
untuk mengerti wanita... tahu bagaimana sebenarnya perasaan
mereka ketika mereka membisu padaku... tahu mengapa
mereka menangis ... tahu apa yang mereka inginkan ketika
mereka tidak memberitahu aku apa yang sebenarnya mereka
inginkan... aku ingin tahu apa yang membuat mereka benarbenar
bahagia.”
Sunyi sejenak, kemudian Jin itu berkata, “Kau mau jembatan itu
berjalur dua atau empat?”

MORAL CERITA:
benarkah wanita begitu rumit untuk dipahami?